
"Banyak perusahaan harus menghadapi tantangan soal model mobil yang terus menua, itu terjadi pada Nissan dan juga Mitsubishi. Kami melihat aliansi ini bakal bermanfaat untuk keduanya misalnya saja saling bertukar platform kapan saja," ungkap Co-CEO Nissan Motor Company Hiroto Saikawa saat melakukan teleconference dengan wartawan dari seluruh dunia.
Selain itu, terkait manajemen keduanya sepakat untuk tidak menggabungkannya. Keduanya tetap akan beroperasi masing-masing dan seperti biasanya.
"Sebenarnya kita beroperasi masing-masing, ini tak akan berubah. Mungkin sebagai bagian dari operasi tentu saja untuk mendapatkan hasil yang lebih baik kita akan memanfaatkan kemitraan ini. Di ASEAN, operasi Mitsubishi akan semakin besar dan Nissan memiliki kesempatan untuk berkembang di beberapa daerah dengan dukungan dari Mitsubishi terleih yang berkaitan dengan logistik. Dalam kata lain kita bisa memanfaatkan infrastruktur milik Mitsubishi dan Mitsubishi juga mendapat keuntungan dari aliansi ini tentunya," tutur Hiroto.
Nissan dan Mitsubishi akan berkolaborasi dalam pengembangan kendaraan, riset, pengembangan serta pembelian barang, hingga saling berbagi teknologi. Meski begitu pihak Nissan mengatakan belum akan menambah jumlah sahamnya di Mitsubishi, yang terpenting keduanya bisa lebih kuat dan stabil di pasar mobil khususnya.
"Pertama-tama kami melihat saat ini belum ada kepentingan lebih jauh untuk menaikkan jumlah saham. Dasar aliansi ini sebenarnya agar kami masing-masing lebih stabil, yang telah disepakati adalah Nissan mengambil 34 persen saham Mitsubishi Motors," kata Hiroto.
Grup Mitsubishi yang terdiri dari trading house Mitsubishi, industri besar Mitsubishi, dan Bank of Tokyo-Mitsubishi akan memegang sekitar 17 persen saham dan bersama Nissan akan mewakili 51 persen dari saham. "Di saat Mitsubishi mengurangi saham kita justru meningkatkannya," kata Hiroto.
Dengan bergabungnya Mitsubishi di aliansi Nissan dan Renault, aliansi ini akan menjadi grup otomotif terbesar ketiga di dunia secara volume global dengan penjualan 10 juta unit tahun fiskal 2016.