Senin, 31 Oktober 2016

Ada Produk Baru dari Aliansi Nissan-Mitsubishi?

Mitsubishi beberapa waktu lalu diakuisisi sahamnya oleh Nissan sebanyak 34 persen. Lantas dengan adanya aliansi ini apakah keduanya akan meluncurkan model baru?

Ada Produk Baru dari Aliansi Nissan-Mitsubishi?

"Banyak perusahaan harus menghadapi tantangan soal model mobil yang terus menua, itu terjadi pada Nissan dan juga Mitsubishi. Kami melihat aliansi ini bakal bermanfaat untuk keduanya misalnya saja saling bertukar platform kapan saja," ungkap Co-CEO Nissan Motor Company Hiroto Saikawa saat melakukan teleconference dengan wartawan dari seluruh dunia.

Selain itu, terkait manajemen keduanya sepakat untuk tidak menggabungkannya. Keduanya tetap akan beroperasi masing-masing dan seperti biasanya.

"Sebenarnya kita beroperasi masing-masing, ini tak akan berubah. Mungkin sebagai bagian dari operasi tentu saja untuk mendapatkan hasil yang lebih baik kita akan memanfaatkan kemitraan ini. Di ASEAN, operasi Mitsubishi akan semakin besar dan Nissan memiliki kesempatan untuk berkembang di beberapa daerah dengan dukungan dari Mitsubishi terleih yang berkaitan dengan logistik. Dalam kata lain kita bisa memanfaatkan infrastruktur milik Mitsubishi dan Mitsubishi juga mendapat keuntungan dari aliansi ini tentunya," tutur Hiroto.

Nissan dan Mitsubishi akan berkolaborasi dalam pengembangan kendaraan, riset, pengembangan serta pembelian barang, hingga saling berbagi teknologi. Meski begitu pihak Nissan mengatakan belum akan menambah jumlah sahamnya di Mitsubishi, yang terpenting keduanya bisa lebih kuat dan stabil di pasar mobil khususnya.

"Pertama-tama kami melihat saat ini belum ada kepentingan lebih jauh untuk menaikkan jumlah saham. Dasar aliansi ini sebenarnya agar kami masing-masing lebih stabil, yang telah disepakati adalah Nissan mengambil 34 persen saham Mitsubishi Motors," kata Hiroto.

Grup Mitsubishi yang terdiri dari trading house Mitsubishi, industri besar Mitsubishi, dan Bank of Tokyo-Mitsubishi akan memegang sekitar 17 persen saham dan bersama Nissan akan mewakili 51 persen dari saham. "Di saat Mitsubishi mengurangi saham kita justru meningkatkannya," kata Hiroto.

Dengan bergabungnya Mitsubishi di aliansi Nissan dan Renault, aliansi ini akan menjadi grup otomotif terbesar ketiga di dunia secara volume global dengan penjualan 10 juta unit tahun fiskal 2016.

Toyota Avanza Transmover Diproduksi untuk Taksi

PT Toyota-Astra Motor menyiapkan varian Avanza teranyar Transmover. Mobil ini ternyata diproduksi untuk dijadikan mobil taksi. Rupanya Toyota mendengar masukan dari kalangan operator taksi yang menginginkan Avanza sebagai armada.

Toyota Avanza Transmover Diproduksi untuk Taksi

"Nah itu makanya kami akan introduce produk ini," ujar Wakil Presiden PT Toyota-Astra Motor Henry Tanoto di Jakarta.

"Kan kami juga punya konsumen perusahaan taksi banyak, kan kami dengar masukan dari mereka (konsumen). Dan taksi itu dengar masukan dari masyarakat, oh ada baiknya juga kalau armada taksi pakai MPV," tutur Henry.

Di beberapa daerah, saat ini memang sudah banyak operator taksi yang menggunakan mobil Avanza. Contohnya di Semarang, Solo, bahkan sampai ke Kalimantan. Namun tidak ada bedanya mobil Avanza untuk pribadi dengan Avanza untuk taksi.
Dengan dijadikan sebagai taksi, ongkos Transmover kemungkinan akan lebih rendah. Toyota biasanya mengurangi beberapa fitur sehingga harganya tidak terlalu mahal.

Di lain sisi ada peraturan pemerintah yang melarang mobil Low Cost Green Car (LCGC) untuk dijadikan taksi. Sedangkan Transmover berada di segmen L MPV dengan 1.300 cc. Apakah Toyota sengaja memproduksi Transmover untuk menghindari hal tersebut?

"Enggak ada hubungannya. Kami kan merencanakan produk itu sudah lama. Tapi kalau berita itu kan baru. Jadi enggak ada hubungannya," ujar Henry.

Avanza Transmover akan menggunakan mesin 1.300 cc dengan transmisi manual.

Selain berkaitan dengan peraturan pemerintah tersebut. Ada juga perkiraan Toyota mengeluarkan Transmover, untuk menyaingi kompetitornya yang lebih dulu menjadikan produknya untuk taksi.

Namun Henry kembali membantah isu tersebut. "Enggak, enggak ada hubungannya juga.

Airbag Takata Tewaskan Korban Ke-11 di Amerika

Regulator keselamatan Amerika dan American Honda Motor Co. telah mengonfirmasi 11 kematian di Amerika Serikat terkait dengan inflator airbag Takata.

Airbag Takata Tewaskan Korban Ke-11 di Amerika

Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Amerika Serikat (NHTSA) dan Honda seperti dilansir autonews, menuturkan terjadinya kasus kematian ke-11 di Amerika Serikat akibat inflator airbag Takata. Hal ini menimpa wanita berusia 50 tahun pengendara Honda Civic lansiran 2001. Kecelakaan terjadi pada akhir September lalu di Riverside County, California, Amerika Serikat.

Honda Civic 2001 yang dikendarai korban merupakan unit yang harus ditarik. NHTSA sudah memperingatkan pemilik kendaraan itu sejak Juni lalu.

Menurut Honda, Honda Civic 2001 yang terlibat kecelakaan ini pertama kali diumumkan harus ditarik pada 2008. Namun, tidak ada perbaikan yang dilakukan setelah 20 pemberitahuan dikirim ke pemilik kendaraan terdaftar.

Inflator airbag Takata yang cacat ini dikatikan dengan 100 cedera di Amerika Serikat. Kasus airbag Takata ini juga menewaskan korban jiwa di luar Amerika, beberapa di antaranya terjadi di Malaysia. (rgr/ddn)